Notification

×

Iklan

Iklan

Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, dr. Asyera Sampaikan; Trus Pelihara Nilai Pancasila

Kamis, 02 Mei 2024 | Mei 02, 2024 WIB Last Updated 2024-05-02T07:22:29Z
dr. Asyera Respati A. Wundalero, Anggota DPD RI dapil Nusa Tenggara Timur Gelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan
Kupang | Detik Sarai - Gelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan (Pancasila, UUD 1944, NKRI & Bhineka Tunggal Ika) bersama dr. Asyera Respati A. Wundalero, Anggota DPD RI dapil Nusa Tenggara Timur (NTT) di Aula Komodo Kantor DPD RI Provinsi NTT, pada Jumat, (08/03/2024) pukul 08.00 – 12.00 wita. 


Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan tersebut di hadiri oleh 150 peserta Perhimpunan Keluarga Kefamenanu TTU di Kupang. 


Anggota DPD RI dapil Nusa Tenggara Timur yang akrab disapa dr. Asyer menyampaikan bahwa bisa melalui dialog interaktif, bukan satu arah, sehingga masing-masing individu bisa lebih memahami implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.


"Masing-masing individu bisa berkontemplasi dari dialog yang dipahami bersama. Oleh karena itu perlu upaya nyata menuju bangsa indonesia yang proaktif untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan strategik dalam membina identitas, kemandirian dan menghadapi tantangan dari luar tanpa konfrontasi dengan meyakinkan bangsa lain bahwa eksistensi bangsa merupakan aset yang diperlukan dalam mengembangkan nilai kemanusiaan yang beradab." Jelasnya



Arus globalisasi dan modernisasi selain memiliki sisi positif bagi kehidupan masyarakat, namun juga memiliki sisi negatif seperti perilaku masyarakat Indonesia yang semakin meninggalkan bahkan melupakan nilai-nilai luhur Pancasila.


Sehingga, Menurunnya kesadaran dan pengamalan nilai-nilai ideologi Pancasila di masyarakat menjadi ancaman,


"Penanaman nilai-nilai Pancasila harus Kembali digalakan di berbagai aspek kehidupan agar Kembali tumbuh kesadaran dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuan dari Sosialisasi Ketaatan Hukum ini adalah untuk menumbuh kembangkan kembali semangat juang, persatuan dan kesatuan bangsa serta sikap ketaatan hukum dalam rangka pemahaman nilai-nilai ideologi Pancasila." Kata Anggota DPD berdarah Sumba Barat itu 


Pancasila adalah harga mati. Akan tetapi sebagai ideologi yang terbuka, Pancasila dalam penerapannya harus terus dikaji,


"Benar, Pancasila hartus dikaji agar mendapatkan aksentuasinya dalam merespons dinamika perubahan yang meniscaya. Pancasila harus juga mengekslpor nilai-nilai kearifan lokal sebagai aspek penting untuk memperkuat ideologi Pancasila." Tuturnya


Pancasila adalah norma dasar dan fundamental yang menjadi sesuatu penting bagi bangsa. Suatu bangsa yang tidak memiliki ideologi tentu akan mengalami kesulitan, 


"karena dengan adanya ideologi maka tentu akan mengarahkan bangsa ini kearah mana kita harus mencapai cita-cita. Semakin baik pemahaman tentang ideologi Negara kita, yaitu NKRI kepada seluruh anak bangsa, akan membangkitkan nasionalisme sejati, karena kita memiliki ciri khas kebhinekaan yang berbeda dengan bangsa lain di dunia." Tambah dr. Asyera


Oleh karena itu, upaya pembinaan ideologi pancasila harus terus dilakukan agar semakin memperkuat masyarakat dalam memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.


Untuk itu, pentingnya peran aktif peserta dalam proses pemahaman Ideologi Pancasila semakin menstimulus dinamika menemukan permasalahan sosial yang berdampak untuk membentuk pola pikir yang positif guna membangun kesadaran sosial peserta.


"Tugas kita semua hari ini adalah terus belajar, menggali, memahami, merawat dan mengembangkan nilai-nilai pancasila untuk memberikan konteks sesuai dengan perkembangan zaman dan tantangan kehidupan yang terus berubah. Apalagi saat ini kita menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah, Modernisasi dan Globalisasi telah menciptakan kehidupan manusia bahkan kehidupan bernegara yang tanpa batas." Tuturnya


Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, Kemanusiaan menjadi titik temu agama-agama di dalam Pancasila, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai kemanusiaan bersifat ini universal dimana agama-agama memuliakannya. Namun pada saat yang bersamaan juga bersifat nasional, 


"Karena kemanusiaan Pancasila merupakan “kemanusiaan konstitusional” yang menempatkan setiap penduduk Indonesia sebagai warga negara yang memiliki kedudukan setara di hadapan konstitusi dan hukum, maka nilai kemanusiaan tersebut juga mengacu pada penghormatan terhadap kewarganegaraan." Tutup dr. Asyera anggota DPD-RI dapil NTT itu. 


Red/AH