ChildFund International di Indonesia se-Asia |
Kupang | Detik Serai - ChildFund International di Indonesia menyelenggarakan pertemuan anak se-Asia, yang melibatkan peserta dari delapan provinsi di Indonesia juga dari beberapa negara di Asia, seperti Timor Leste, Filipina, Srilanka, India, dan juga dua Staf ChildFund dari Amerika. Kegiatan ini belangsung di Hotel Harper By Aston, Kupang dari tanggal 14-17 Mei 2024.
Hadir sebagai pembicara pada sesi pertama, Emanuel Kolfidus mengutarakan pandangan sosial budaya terhadap anak. Ia mengutip peribahasa daerah Sikka yang mengatakan anak sebagai emas dan permata.
“Bicara soal anak, saya berangkat dari salah satu peribasa Sikka yang berbunyi me a’un, bahar balik a’un yang artinya anakku adalah emas dan permataku” Ucap Eman
Sebagai Ketua badan Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi NTT, Eman menyampaikan tanggungjawab sebagai wakil rakyat dalam mendorong upaya perlindungan perempuan dan anak.
“Sesuai fungsi lembaga legislatif, yakni pembentukan peraturan daerah, kami telah menerbitkan empat Perda. Pertama, Perda Nomor 1 Tahun 2023 Tentang Perlindungan Anak. Kedua, Perda Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Budaya Literasi. Ketiga, Peda Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Pemajuan Budaya Daerah. Keempat, Perda Nomor 6 Tahun 2022 Tentang Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas” Papar Ketua Bapemperda NTT tersebut
Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTT tersebut juga menerangkan bahwa dalam implementasi perlindungan anak, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Seperti tantangan sosial dan budaya, ekonomi, hukum dan pencegahannya, terakhir yang paling penting adalah tantangan revolusi digital dalam memasuki era artificial intelligence.
Politisi PDI Perjuangan tersebut mengutarakan saran sekaligus solusi yang sangat menohok untuk menjawab tantangan tersebut.
“Apabila aturan hukum sudah ada, maka sangat mudah untuk membuka akses ke anggaran. Sehingga saya mengusulkan adanya design anggaran pro anak. Upaya ini saya pikir dapat meningkatkan penguatan perlindungan terhadap anak. Selama ini kita punya anggaran pro rakyat tapi belum punya anggaran pro anak. Dibarengi dengan penguatan edukasi, memperkuat Lembaga perlindungan anak, dan gerakan literasi digital, saya pikir ini jadi solusi yang baik” Ujar sekretaris fraksi Partai PDI Perjuangan itu dibarengi aplaus yang meriah dari forum yang hadir karena terpukau dengan materi yang dipaparkan.
Red/AH (Moa Gz)