Notification

×

Iklan

Iklan

Begini Kronologi dan Klarifikasi Romo; Dirinya Minta Maaf Kepada Seluruh Umat Paroki Kisol

Minggu, 28 April 2024 | April 28, 2024 WIB Last Updated 2024-04-28T04:02:28Z
Foto: Klarifikasi dan Kronologi, Romo Agustinus Iwanti
Manggarai Timur | Detik Sarai - Hebohnya pemberitaan dimedia yang menyeret Romo Agustinus Iwanti di Paroki Kisol, Kevinkepan Borong, Manggarai Timur itu pada Rabu (24/04/2024) lalu, diduga kedapatan berduaan di kamar dengan seorang wanita yang telah berumahtangga.


Menggapai hal tersebut, Romo dengan sapaan akrab Gusti yang bertugas di Paroki Kisol sejak Juni 2022 itu melayangkan klarifikasi dan kronologi terhadap kejadian yang menimpa dirinya.


Romo Gusti, menjelaskan bahwa dalam klarifikasinya secara tertulis terdapat 16 poin penting yang perlu diketahui oleh publik, 

"Sejak saya bertugas di Paroki St. Yosef Kisol (pertengahan Tahun 2022), memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga Bapak Tinus (biasa disapa bapak Sindi) layaknya keluarga sendiri. Kedekatan hubungan ini ditandai dengan. Mereka sekeluarga sering mengunjungi saya di pastoran dan sebaliknya saya bersama semua anggota pastoran (karyawan/i) mengunjungi mereka dirumahnya. Dalam urusan keluarga saya di Lengkor Elar (kampung saya) mereka sering hadir dan mengambil bagian. Bahkan mereka menitipkan anak-anak mereka (Enu Itin, anak dari adik bapak Tinus/ bapak Sindi) di pastoran untuk bantu-bantu dalam urusan rumah tangga pastoran. Jadi, saya merasa keluarga bapak Tinus adalah bagian dari keluarga saya." Tulisnya dalam klarifikasinya secara tertulis


Menurutnya, pada hari Selasa (23/04/2024) sore tepat pukul 17:30 WITA lalu, ia (Romo) berkomunikasi melalui via WhatsApp dengan Tinus (suami Enu Hermin),

"Pada hari Selasa, 23 April 2024 tepat pukul 17:30 WITA saya dan bapak Tinus saling berkomunikasi lewat WA seperti biasanya." Ungkapnya


Beberapa menit kemudian, Jam menunjukkan pukul 17:53 WITA sore mereka menyepakati makan malam bersama di Rumah bapak Tinus,

"Pukul 17:53 WITA kami berdua sepakat untuk makan bersama di rumah beliau seperti biasanya.


Menunjukan pukul 20:00 WITA, dirinya bersama anggota pastoran menuju rumah bapak Tinus di Stasi Rende,

"Sekitar pukul 20:00 WITA, saya bersama anggota pastoran (Enu Melin/Karyawati dapur, Safe/sopir, adik Kristo/adik sepupu, dan Enu Itin/ anak dari adik bapak Tinus) menggunakan mobil pribadi (Terios) berangkat menuju rumah bapak Tinus di Stasi Rende." Ujar Gusti


Selama 30 menit kemudian, Romo bersama anggota pastoran pun tiba di rumah bapak Tinus,

"Kurang Lebih pukul 20:30 WITA, kami tiba di rumah bapak Tinus. Saat itu yang ada di rumah, Bapak Tinus, Enu Hermin/mama Sindi (istrinya), anak Santos (putranya) dan Enu Siren (putri bungsunya)." Jelasnya dalam kronologi kejadian itu


Usai tiba di rumah bapak Tinus, mereka di suguhi minuman kopi oleh Enu Hermin (mama Sindi). Namun, bedah dengan dirinya diberikan minuman energen,

"Sekitar pukul 20:30 WITA, kami di suguhi minuman kopi dan hanya kepada saya diberikan minuman energen oleh Enu Hermin (mama Sindi). Dan setelah itu kami langsung makan malam bersama." Pungkas Romo


Setelah makan malam, seperti biasanya mereka bincang santai dan sambil main kartu dengan sanksi berdiri,

"Sekitar pukul 21:30 WITA, (setelah makan malam) kami bincang-bincang santai dan sambil rekreasi main kartu dengan sanksi berdiri. Hal ini biasa kami lakukan setiap kali berkumpul. Adapun yang ikut rekreasi main kartu, saya, bapak Sindi, mama Sindi, Adik Kristo. Sedangkan Enu Melin/Karyawati pastoran dan Enu Itin segera menuju kamar tidur anak Siren. Dan Safe ke kamarnya anak Santo. Hal ini juga biasa mereka lakukan karena kedekatan mereka selama ini." Tutur Gusti dalam kronologi itu.


Sementara itu, sudah larut malam dirinya ingin pulang bersama anggota pastoran,

"Karena sudah larut malam, sekitar pukul 01:00 WITA dini hari, saya meminta anggota pastoran (Enu Melin dan Sefa) yang sementara tidur untuk dibangunkan dan siap-siap kembali ke pastoran, Sedangkan Enu Itin bertahan di rumah." Pungkas Romo 


Senada, bapak Sindi dan mama Sindi menahan Romo bersama anggota pastoran untuk nginap. Saat itu dirinya ingin pulang,

"Akan tetapi mama Sindi mengatakan mereka sudah tidur lelap, lalu saya sendiri mengatakan (Biar saya dan adik Kristo pulang duluan), tetapi bapak Sindi dan mama Sindi menahan kami semua untuk nginap karena sudah larut malam. Kami pun menyiakan ajakan mereka." Katanya


Pada saat itu juga, dirinya dituntun ke kamar tidur yang telah disiapkan tuan rumah,

"Bapak Sindi menuntun saya ke kamar tidur, yang ternyata mereka sudah siapkan. Sedangkan adik Kristo dan bapak Sindi berbaring/Tidur di tempat tidur yang letaknya didepan kamat tidur untuk saya. Mama sindi tidur bersama anak-anak perempuannya dan Enu Melin." Tambahnya


Aktivitas sepanjang hari di pastoran, Gusti pun langsung tidur lelap dalam kamarnya,

 "Karena kelelahan (karena aktivitas sepanjang hari di pastoran) saya langsung tidur lelap dalam kamar dengan kondisi pintu terbuka hanya ditutupi kain tirai." Sambungnya


Menurutnya lagi, kurang lebih pukul 02:00 WITA dini hari ia kaget terdengar teriakan makian dari bapak Sindi sambil mengancam mengambil parang,

"Kurang lebih pukul 02:00 WITA, saya terbangun karena dikagetkan dengan teriakkan makian dari bapak sindi sambil ia mengancam mengambil parang. Saya sangat shok dan bingung dengan keadaan sekejap itu. Dan saya melihat mama sindi juga ada di dalam kamar dengan kondisi busana lengkap, dan tiba-tiba dia lari ke luar. Dan masih dalam keadaan shok, saya berusaha menenangkan bapak sindi. Saat itu saya masih keadaan berpakaian lengkap, ditambah selimut dan bangun mendekati bapak sindi." Ujar Romo saat terjadi cekcok antara bapak Sindi dan mama Sindi


Teriakan makian Bapak Sindi dan ancaman untuk membunuh, saat itu Juga Gusti dan anggota pastoran pulang ke pastoran,

"Karena teriakan keras bapak sindi berupa makian-makian dan ancaman untuk membunuh, sehingga mengakibatkan semua orang dalam rumah ikut bangun dan ikut panik. Supaya tidak terjadi keributan besar, saya dan semua anggota pastoran segera meninggal rumah itu dan balik ke pastoran." Terangnya dalam kronologi kejadian tersebut


Romo dengan sapaan akrab Gusti diperjalanan pulang ke pastoran. Mama sindi hubunginya untuk meminta bantuan melalui via telfon, sedang menangis dan ketakutan,

"Kami pun pulang ke pastoran (tanpa enu itin/anak dari adik bapak sindi). Dalam perjalanan pulang, persisnya di kampung Munde saya tiba-tiba dihubungi mama sindi  (dia dalam keadaan menangis dan ketakutan) untuk meminta bantuan dijemput. Atas permintaan mama sindi dan demi keselamatannya, saya bersama anggota pastoran, kami kembali menjemput dia dipertengahan jalan (agak jauh dari rumahnya). Lalu kami bersama-sama dalam satu mobil menuju pastoran." Ujarnya lagi


Lebih lanjut, untuk menyelamatkan dirinya dan karyawan tinggalkan pastoran,

"Demi keselamatan diri saya dengan karyawan, maka tepat pukul 08:00 wita (Rabu, 24 April 2024) saya, adik kristo, dan safe meninggalkan pastoran dan ke luar dari kota Borong." Jelas Romo dalam kronologi itu dengan panik


Menurut perkiraannya, Enu Hermin (mama Sindi) masih di Kota Borong, 

"Sedangkan mama sindi masih di seputaran kota Borong."


Diakhir klarifikasi dan kronologi yang menimpa dirinya, Romo  meminta maaf kepada semua pihak,

"Demikian klarifikasi dan kronologi peristiwa yang menimpa saya. Dengan tulus hati saya meminta maaf kepada yang mulia bapak Uskup Ruteng, Vikep Borong da para Imam keluarga-keluarga saya, umat paroki St. Yosef Kisol serta seluruh umat yang terganggu oleh peristiwa ini. Saya sangat mohon doa dan dukungannya agar persoalan ini cepat terselesaikan dengan baik sehingga saya bisa bertugas kembali. Terima Kasih." Tutup Romo Gusti dalam surat klarifikasi yang tulisnya



Red/AH