Notification

×

Iklan

Iklan

Begini Klarifikasi Bapak Sindi; Melihat Romo dan Istrinya Tidur Dalam Satu Selimut Dengan Romo

Selasa, 30 April 2024 | April 30, 2024 WIB Last Updated 2024-04-30T00:20:31Z

Sumber: ig @ntt_update 
Manggarai Timur | Detik Sarai - viral-nya pemberitaan oknum Romo di Paroki Kisol, Kevinkepan Borong, Manggarai Timur, kedapatan oleh suaminya mengenakan sarung yang sama bersama Romo dengan istrinya di dalam kamar tidur pada Rabu (24/04/2024) lalu.


Valentinus dengan sapaan akrab bapak Sindi mengklarifikasi kejadian tersebut benar-benar terjadi di keluarga kecilnya, yang melihat istrinya tidur bersama Romo dalam satu selimut membuat dirinya shok.


Bapak Sindi pun berbicara melalui klarifikasinya bahwa, mendapati istrinya dan Romo tidur berduaan menggunakan selimut yang sama dan memegang kaki istrinya sambil menari selimut itu.


Sementara itu, bapak Sindi pun dalam klarifikasinya secara tertulis terdapat 14 poin penting yang harus diketahui publik bahwa, keluarga Valentinus (bapak Sindi) telah menjalin hubungan baik diantara kedua keluarga,


"betul bahwa keluarga saya dan Romo gusti memiliki hubungan baik bahkan saya sudah menganggapnya seperti keluarga saya sendiri." Ujarnya


Kronologi kejadian yang sementara beredar di media sosial (Instagram) @ntt_update kronologi ini berawal sejak Selasa, (23/04/2024) pukul 18:04 wita, Romo gusti mengirim pesan via whatsApp kepada istri saya (mama Sindi) sehingga menyiapkan makan malam bersama di rumah saya.


"Pada hari selasa 23 April 2024 pukul 18:04 wita, Romo gusti mengirim pesan via whatsApp kepada istri saya untuk menyiapkan makan malam bersama di rumah saya (bukti chat ini diambil dari hp istri saya yang tertinggal, tidak sempat dibawah saat meninggalkan rumah.) Jelas Tinus klarifikasinya yang tersebar di Ig @ntt_update pada Senin (29/04/2024).


Lanjutnya, sekitar pukul 20:00 wita Romo gusti bersama

 
"Sekitar pukul 20:00 wita Romo gusti bersama 2 orang sopir (save dan kristo), satu orang tukang masak paroki (melin), dan anak kitindi tiba di rumah saya di Lembur setelah sampai di rumah, kami pihak keluarga menyuguhkan minuman kopi dan energen. Selanjutnya kami makan malam bersama.) "


Satu jam pun berlalu, sharing sambil main kartu hingga 00:00 Wita Romo gusti pamit untuk pulang ke pastoran. Namun mama Sindi menawarkan untuk menginap karena sudah larut malam,

"Sekitar pukul 21:00 WITA setelah selesai makan malam kami sharing sambil main kartu (yang main kartu saya, Romo gusti, kristo dan istri saya sedangkan melin, titin dan siren sudah masuk ke kamar untuk tidur), sampai dengan sekitar pukul 00:00 WITA. Selanjutnya Romo gusti pamit untuk pulang ke pastoran dan istri saya menawarkan (NEK: kebiasaan kita orang Manggarai menawarkan) untuk menginap karena sudah larut malam."


Lebih lanjut, "Romo gusti pun menyetujui dan berbaring di tempat tidur samping meja makan dan mengajak kristo untuk tidur bersama, tetapi kristo (sopir) menolak karena katanya Romo kalau tidur sering mendengkur. Pada saat itu saya dan kristo berencana untuk tidur di sofa depan ruang tamu. Tidak berselang lama istri saya (mama Sindi) memanggil saya untuk meminta Romo pindah tidur di dalam kamar.

Saya sempat tidak menyetujui saran dari istri saya tetapi menurut istri saya tidak baik seandainya Romo tidur di samping meja makan. Dengan berat hati saya menyetujui saran dari istri saya, kemudian saya meminta Romo untuk tidur di dalam kamar dan Romo pun menyetujuinya. Selanjutnya saya dan kristo pindah di tempat tidur di samping meja makan yang semula ditempati Romo.  

Sedangkan istri saya (mama sindi), siren (anak bungsu), melin dan kitin tidur di kamar tengah. Santo(anak ke 2) dan save tidur di kamar depan. Setiap kamar tidur masing-masing memiliki pintu lengkap dengan kain gorden." Tutur bapa Sindi dengan perasaan yang penuh curiga


Saat itu, Bapak Sindi melihatnya dan mengikutinya (Istri saya) menuju kamar yang ditempati Romo, merasa ganjal juga pintu kamar dalam keadaan tak terkunci, saya langsung masuk kedalam sehingga saya mendapati istri saya dan Romo tidur berdua dalam satu selimut,

 
"Sekitar pukul 02:00 wita, saya melihat istri saya keluar dari kamar menuju tempat saya dan kristo tidur. Pada saat itu saya belum tidur. saya pun mulai curiga mengapa istri belum tidur.

Saya melihat istri saya kembali ke dalam, tetapi bukan ke tempat tidurnya melainkan menuju ke kamar yang ditempati Romo gusti tidur. 

Tak berselang lama karena merasa janggal saya ikut masuk ke kamar yang ditempati Romo, pintu kamar dalam keadaan tidak terkunci."


Menurutnya, ia melihat langsung mama Sindi tidur dalam satu selimut dengan Romo, dirinya syok lalu memegang kaki istri saya sambil menari selimut dan melihat mereka sedang berpelukan,


"Saya mendapati istri saya dan Romo, tidur berdua dalam satu selimut. melihat mama Sindi tidur dalam satu selimut dengan Romo, saya syok lalu memegang kaki istri saya sambil menari selimut, saya melihat mereka sedang berpelukan.


Melihat itu saya emosi dan marah lalu menampar mereka berdua. Saya menangis sambil berteriak mengancam mama Sindi. Kemudian saya ke dapur untuk mengambil parang, setelah saya kembali, istri saya sudah lari ke luar rumah sedangkan Romo tetap disitu untuk menenangkan saya."


"Mendengar teriakan saya, semua orang di dalam rumah terbangun, Santo anak kedua saya berlari keluar rumah untuk mengejar istri saya, sedangkan melin, save dan kristo langsung berlari keluar rumah, siren dan kitin tetap berada di dalam rumah."


"Melihat saya memegang parang, Romo gusti langsung mendorong dan menindih badan saya di tempat tidur sambil mengamankan parang ditangan saya agar tidak mengejar istri saya. Saya sangat terpukul, saya menangis sambil memaki Romo Gusti karena saya merasa dikhianati.


Menjelang, "Beberapa menit kemudian Santo anak saya kembali tetapi tidak bersama istri saya, dengan penuh emosi Santo membanting pintu dan menarik saya dari tindihan Romo gusti. Kejadian ini disaksikan anak saya siren dan kitin."


Kemudian Romo berlutut memohon ampun dan menangis sambil berkata,

"bapa indi ampong, saya yang salah, kamu pukul saya saja".


Hal ini disampaikan kurang lebih 4 kali kepada saya, Romo juga memohon ampun dan memeluk anak Santo sambil menangis dan berkata,


"Somba somba, saya minta maaf, tolong jangan kasi tau siapa-siapa, kalo kamu angkat masalah ini, hancur saya"


Untuk itu, sekitar pukul 30:00 wita, sebelum Romo bersama karyawan pulang, sekali lagi dia bersujud dan berkata kepada saya,


"bapa indi, saya minta maaf. Saya suda terlanjur dengan mama indi, kasus ini tolong diam-diam saja sebab kalau ite bongkar saya hancur"


Kejadian ini disaksikan oleh Santo, siren dan kitin dan salah satu tetangga yang sempat hadir karena terbangun mendengar keributan di rumah saya. Setelah itu Romo dan rombongannya pulang kembali ke paroki kisol.


Pada hari rabu 24 April sekitar pukul 19:00 wita, Saya bersama Santo dan 2 orang adik ipar saya, menuju ke kevikepen borong untuk melaporkan kejadian ini. Laporan saya diterima oleh Romo Simon nama, Pr (vikep borong)


Kronologi ini dibuat, dirinya bersama keluarga tidak mengetahui keberadaan istrinya,


"Dari hari kejadian sampai dengan kronologi ini dibuat, saya bersama keluarga tidak mengetahui keberadaan istri saya.

Demikian kronologi kejadian saya buat, saya mohon memohon doa dan dukungan kepada saya dan anak-anak yang menjadi korban. Saya berharap masalah yang menimpa saya dan keluarga saya dapat diselesaikan secepatnya." Harap Valentinus


Red/AH

Sumber: Ig @ntt_update