SUMBA TIMUR | Detik Sarai.Com - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena bersama mitra kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur melaksanakan Kampanye Percepatan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota di GKS Jemaat Londalima Csnang Maudolung, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur, Kamis,8 Februari 2023.
Melki Laka Lena , sapaan akrab Emanuel Melkiades Laka Lena dalam kesempatan Via Zoom mengatakan Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Dikatakan Melki Laka Lena stunting terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
“Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam, juga dipengaruhi oleh pola asuh yang kurang baik terutama pada aspek perilaku, terutama pada praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita. Selain itu, stunting juga dipengaruhi dengan rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih. Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dan balita diperlukan dalam mencegah malnutrisi dan stunting pada anak. Gizi yang baik adalah pondasi bagi anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal,” tutup Melki.
Ketua Tim KB BKKBN NTT, dr Mauliwaty Bulo dalam kesempatan ini mengatakan untuk mencegah agar anak tidak mengalami stunting dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan sejak anak masih dalam kandungan.
“Karena kehidupan bayi dihitung sejak dalam kandungan maka asupan gizi untuk bayi sangat penting dan harus menjadi prioritas utama dalam keluarga, untuk memberikan asupan gizi, stimulasi, pola pengasuhan, serta perawatan kesehatan,” Jelas dr. Mauliwaty.
Dijelaskan dr. Mauliwaty harus ada tim pendamping keluarga yang tugasnya untuk menjaga dan memperhatikan anggota keluarga agar anak tidak beresiko mengalami stunting.
”untuk mencegah resiko anak mengalami stunting mulai dari masa pengantin dimasa ini harus ada pengawasan ekstra dari keluarga maupun tim pendamping keluarga agar bisa mengedukasi dan memberikan informasi,pengalaman, serta pengaturan agar pengantin bisa rutin melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum memulai kehidupan rumah tangga yang sebenarnya guna mencegah resiko anak mengalami stunting,” Kata dr. Mauliwaty.
Disamping itu, Kabid Pengendalian Penduduk Dinas P3AP2KB Kab Sumba Timur, Nyoman Yumartini, SE, mengatakan untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting, diperlukan upaya percepatan lintas program dan lintas sektor. Menurut Nyoman, sejak Oktober-Desember 2023, kegiatan penimbangan dan pengukuran balita wajib dilakukan pada e-PPGBM sehingga dapat dipantau tumbuh kembang anak sehingga dapat mencapai target 10 persen prevelensi stunting. Selain itu menurutnya Bupati Sumba Timur telah meminta semua Pemerintah Desa dalam perencanaan penggunaan dana desa tahun 2024 dapat memprioritaskan penanganan stunting, gizi buruk dan yang lainnya.
Red/AH