Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena saat kegiatan Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting bersama mitra BKKBN NTT di Desa Anakalang, Kabupaten Sumba Tengah, Sabtu (4/11/2023).
“Jadi selama kita disini ada makanan yang bergizi tolong dimaksimalkan dengan baik untuk dibuat makanan bergizi bagi anak – anak kita yang hamil atau istri kita hamil. Pokoknya kalau dalam rumah itu selama ada ibu hamil dalam rumah utamakan yang kasih makanan dulu itu anak – anak kita yang lagi hamil. Bagi suami – suami tolong kasih istri makanan duluan. Jangan biarkan ibu hamil dan balita kekurangan gizi karena akan menyebabkan bayi dalam kandungan juga kekurangan gizi sebab sumber makanan bergizi bayi hanya melalui ibunya,” pesan politisi Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena.
Sementara itu Desry J Tamael narasumber dari BKKBN Provinsi NTT mengatakan BKKBN sendiri fokus membantu keluarga melalui pendekatan retrospektif, seperti Promosi dan KIE Pengasuhan 1000 HPK dan Pemantauan & intervensi tumbuh kembang anak usia <1000 HPK.
"Selain itu, kami juga melakukan pendekatan prospektif dengan menjalankan Program siap nikah dan siap hamil cegah stunting (kehamilan berencana), Program Pengendalian jarak dan jumlah kelahiran, Penerapan Pola Baru ANC, Edukasi tentang Gizi bayi , kesehatan reproduksi dan KB kepada Ibu Pasca Persalinan,” jelas Desry.
Umbu Sawola, Pemateri dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sumba Tengah mengatakan kasus stunting di Kabupaten Sumba Tengah Tahun 2023 tinggal 7,3% atau sebanyak 549 anak.
Dikatakan Umbu Sawola untuk menciptakan generasi penerus yang sehat dan bebas dari stunting bisa menggunakan Tips ABCDE yang dapat digunakan untuk meminimalisir potensi stunting pada anak, diantaranya adalah ;
(A) Aktif minum Tablet Tambah Darah (TTD). Konsumsi TTD bagi remaja putri 1 tablet seminggu sekali. Konsumsi TTD bagi Ibu hamil 1 tablet setiap hari (minimal 90 tablet selama kehamilan).
(B) Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali. Periksa kehamilan minimal 6 (enam) kali, 2 (dua) kali oleh dokter menggunakan USG.
(C) Cukupi konsumsi protein hewani. Konsumsi protein hewani setiap hari bagi bayi usia di atas 6 bulan.
(D) Datang ke Posyandu setiap bulan. Datang dan lakukan pemantauan pertumbuhan (timbang dan ukur) dan perkembangan, serta imunisasi balita ke posyandu setiap bulan.
(E) Eksklusif ASI 6 bulan. ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
Red/AH