KUPANG | DETIKSARAI.COM - Berdasarkan Data Stunting Per Februari 2023 Kota Kupang berada di posisi 19% secara nasional. Kondisi kurang gizi yang menyebabkan pertumbuhan anak mengalami berbagai macam dampak negatif seperti pertumbuhan tubuh yang tidak normal, perkembangan otak dan tubuhnya pendek, yang menjadi sorotan pada kegiatan Promosi dan KIE program percepatan penurunan Stunting.
Menurut dr. Wati, perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKBN), Provinsi Nusa Tenggara Timur, betapa pentingnya pencegahan stunting yang mitra kerja Kemenkes RI dan Wakil Ketua Komisi IX DPRI RI, Emanuel Melkiades Laka Lena saat mengelar Sosialisasi KIE Program Percepatan Penurunan Stunting yang bertempat di Kapela Stasi Yesus Maria Yosef ( Kapela Stasi YMY), Kelurahan Liliba, Kota Kupang, Provinsi NTT, pada Sabtu, (12/08/2023).
Pada kesempatan itu dr. Wati, menjelaskan bahwa Stunting bukan hanya tentang pertumbuhan fisik yang pendek, melainkan dengan kurangnya asupan gizi kronis. Dirinya tegaskan bahwa faktor genetik dan lingkungan keluarga cukup berperan dalam potensi tinggi dan kembang anak sesuai dengan genetik orang tuanya. pencegahan stunting perlu dimulai sejak awal kehidupan anak dan sejak masa calon pengantin.
"Sangat penting bagi calon pengantin untuk memperhatikan gizi ibu, karena ibu yang akan melahirkan anak" Ujar Wati dalam kegiatan sosialisasi berlangsung.
Pada upaya yang diambil adalah melalui tim pendamping keluarga yang telah di jalankan oleh BKKBN, tim ini yang terdiri dari bidan, kader TPPKK dan kader KB yang memberikan pendampingan melalui penyuluhan, pelayanan rujukan, dan program bantuan sosial dan program bantuan sosial kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan anak usia 0 - 59 bulan serta keluarga beresiko Stunting.
Pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama 0 hingga 6 bulan juga untuk mencegah Stunting dan mempersiapkan generasi emas 2045.
Juga turut memberikan materi, Franciska JH Ikasasi, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Kupang, berupaya mencegah Stunting harus dilakukan secara bersama-sama dan melibatkan semua pihak.
Menurutnya, Stunting mengakibatkan anak memiliki tinggi badan lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Ini bukan hanya masalah fisik semata tetapi juga menunjukkan adanya kondisi kekurangan gizi dalam jangka panjang. Berbeda dengan wasting yang terjadi dalam waktu singkat, stunting mencerminkan akumulasi kekurangan gizi dari kandungan hingga usia 2 tahun anak yang sering disebut sebagai 1000 hari pertama kehidupan.
"Dua masalah gizi, yaitu wasting dan stunting, memiliki faktor resiko yang serupa dan dapat saling memperburuk satu sama lain, anak mengalami wasting akan beresiko 3 kali lebih tinggi untuk mengalami stunting dan anak yang mengalami stunting beresiko 1,5 kali lebih tinggi untuk mengalami wasting dibandingkan dengan anak yang memiliki status gizi yang baik", Kata sica
drg. Francisca mengajak semua pihak untuk bersatu dan saling berkolaborasi dalam upaya mencegah kedua masalah gizi ini. Kolaborasi dan kerja dari semua pihak sangat penting dalam mencegah Stunting dan wasting, kita harus memastikan bahwa anak - anak kita mendapat asupan baik dan seimbang untuk tumbuh dan kembang dengan baik", Beber Kepala PPKB Kota Kupang itu
Pada kesempatan itu, wakil ketua komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan pentingnya inisiasi menyusui dini (IMD) sebagai langkah pencegahan stunting. IMD ialah praktek meletakkan bayi baru lahir diatas dada ibunya dengan posisi yang dekat dengan puting susu. Praktek tersebut membuat bayi mencari sumber makanan pertamanya yang kaya nutrisi dan penting untuk tumbuh kembang anak.
Ketua Golkar NTT yang akrab disapa Melki Laka Lena memberi pesan kepada para peserta dan hadirin tentang pentingnya peran ibu hamil dalam memberikan asupan gizi yang memadai demi tumbuh kembang anak.
"Setelah usia kehamilan selama 9 bulan 10 hari adalah masa penting dimana anak mendapat nutrisi dari ibunya. Dan kami menghimbau dapat berikan perhatian lebih kepada ibu hamil. Pesan politisi partai Golkar
Upaya dalam pencegahan stunting tidak hanya pemerintah dan lembaga terkait, tetapi masyarakat seluruhnya, dengan kesadaran serta langkah kongkret dari semua pihak, mengharapkan angka stunting trus ditekan dan generasi mendatang dapat tumbuh dan kualitas kesehatan serta pertumbuhan yang cukup optimal.
Red/AH