Notification

×

Iklan

Iklan

IMAM UMK Menggelar Diskusi Polemik proyek Geothermal Pocoleok; Dapat untung atau buntung?

Senin, 19 Juni 2023 | Juni 19, 2023 WIB Last Updated 2023-06-19T13:53:40Z

KUPANG | DETIKSARAI.COM - Polemik pengembangan proyek Geotermal yang terjadi di Poco Leok, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai - NTT terus mendapat penolakan dari masyarakat setempat. Namun, meski mendapatkan penolakan pemerintah kabupaten terus melakukan upaya untuk memuluskan langkahnya. 



Penolakan geotherkal tersebut tentu dengan alasan yang jelas, banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh masyarakat tentang bagaimana dampak dari geothermal bagi kehidupan ekonomi warga setempat dan generasi yang akan datang. Mengingat sebagian besar warga berprofesi sebagai petani dan sumber mata pencaharian berasal dari hasil pertanian. 



Menanggapi polemik tersebut, Ikatan Mahasiswa Manggarai Muhammadiyah Kupang (IMAM UMK) menggelar diskusi dengan tema Polemik Geothermal Manggarai: Siapa Untung, Siapa Buntung? Untuk melihat sejauh mana dampak geothermal bagi masyarakat Pocoleok dan masyarakat Manggarai pada umumnya?, Minggu, 19 Juni 2023.



Pemateri yang diundang dalam diskusi tersebut, yakni kaka Adrian Jeharun.


Dalam pemaparan materi bahwa dengan adanya proyek geothermal tentu memiliki keuntungan dan kerugian bagi masyarakat. 

 


"Pembangunan geothermal tentu sangat menguntungkan bagi masyarakat apabila memenuhi 3 asas, yakni Asas keadilan, Asas keberlanjutan dan Asas keseimbangan, " Ujarnya. 



Adapun kerugian bagi pembangun geothermal yakni kerusakan lingkungan, hilangnya culture yang ada di daerah poco leok dan hilangnya mata pencaharian masyarakat poco leok yang berbasis di bidang pertanian.



"Geothermal sama buruknya dengan sumber energi lain seperti batubara dan migas yang mencemari bentang air dan udara. Dampaknya, kesehatan warga dan ekosistem lingkungan terganggu, " katanya. 



Proyek geothermal membongkar kawasan hutan, merubah fungsi lahan, hingga menggusur permukiman penduduk.



Ketua IMAM dalam pernyataannya menegaskan bahwa kerusakan lingkungan sering terjadi di Nusa Tenggara Timur. Penyebab utamanya adalah ketika penerapan kebijakan pembangunan tidak didahului dengan kajian ilmiah. Hal inilah yang kemudian mengimbas pada rusaknya lingkungan. 



"Apabila pemerintah daerah setempat terus berupaya untuk melanjutkan proyek geotermal di poco leok dengan tidak melihat sisi buruk bagi masyarakat, maka IMAM UMK akan terus berjuang untuk mengkritisi persoalan tersebut," Tutur Doni Jante.



Liputan