ATAMBUA | DETIKSARAI.COM - Pada Rabu, 21 Juni 2023 terjadi sebuah tragedi pengeroyokan di Terminal Halilulik Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu. Aksi penyerangan secara massal itu dipimpin oleh salah satu anak kepala sekolah SDI Nusikun, Ivan Taek bersama sekitar enam orang pemuda yang tergabung di dalam geng Fadog Halilulik. Mateus Berek, salah satu supir travel Atambua-Kupang menjadi korban di dalam aksi pengeroyokan tersebut.
Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami luka di sekujur tubuh dan wajahnya. Setelah dihajar sampai babak belur, kejadian tersebut dilaporkan ke pihak yang berwenang yaitu Kantor Kepolisian Sektor Tasifeto Barat. Pihak kepolisian mengarahkan korban dan keluarga untuk melakukan visum di Rumah Sakit Katolik Marianum Halilulik, lalu korban dimintai keterangan lebih lanjut pada Kamis, 22 Juni 2023.
Dalam wawancara yang dilakukan, Mateus menyampaikan bahwa pertikaian tersebut bermula dari pertanyaan yang ia lontarkan kepada Ivan dan kawan-kawannya yang sedang minum. Pertanyaan itu terkait dengan aksi pengeroyokan serupa yang dilakukan kepada pemuda lain sebelum itu.
Alih-alih mendengarkan nasehat yang mau disampaikan, Ivan langsung menjawab dengan nada kasar, “Terus mau kamu lagi? (untuk dipukuli)”. Belum selesai dijawab, Ivan menghajarnya dengan pukulan di wajah, beberapa menyerang dari arah lainnya dengan pukulan, ada juga yang menggunakan Double Stick secara bergantian.
Dilansir dari media Vagansa.com, IPDA Sam Ihim sebagai kapolsek Tasifeto Barat, mengonfirmasi bahwa masalah ini akan ditangani. "Iya baik akan ditangani," jawabnya via WhatsApp Rabu 21 Juni 2023.
Egi Berek, Bhabinkamtibmas di Desa Rinbesihat mengatakan bahwa masalah ini harus dibawa ke ranah hukum. Dari keterangan yang disampaikan, laporan itu masih diproses sambil menunggu kepala unit yang sedang mengambil cuti. “Hari senin akan dilakukan pemanggilan para pelaku dan saksi untuk dimintai keterangan”, ungkap Egi kepada korban dan keluarga saat diambil keterangannya pada Kamis, 22 Juni 2023.
Mateus yang akrab disapa Jeck itu menambahkan, bahwa semoga masalah ini bisa cepat diselesaikan secara hukum oleh pihak kepolisian. Hal tersebut dikarenakan oleh para pemuda ini sudah kerap kali, membuat onar di wilayah tersebut. “Saya berharap bisa lebih cepat, bila perlu tidak usah menunggu Kanit sebab ada Kapolsek yang bisa ikut bertanggungjawab dalam urusan hukumnya”, pungkas Mateus.
Pihak keluarga juga sudah berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini secara hukum, “Kami sudah menghubungi Pengacara dan Lembaga Bantuan Hukum untuk pendampingan masalah ini, sehingga bisa menimbulkan efek jera”, kata Marsianus Meak yang mewakili pihak keluarga saat dimintai tanggapannya.
(Red/AH)