DetikSarai, Kalbar - Masyarakat trasmigrasi generasi kedua dan ketiga Dusun Sidomulyo, Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya mengaku sangat kecewa dengan sikap pemerintah yang tak responsif pada keluhan mereka. Sudah bertahun-tahun jalan di desa mereka rusak parah, namun pemerintah sepertinya abaikan untuk memperbaiki. Padahal jalan tersebut merupakan salah satu akses utama ekonomi dan keluar masuk membawa hasil bumi ke pasar.
Menurut Kepala Dusun Sidomulyo, Suyono, kerusakan jalan ini sudah cukup lama. Bahkan belakangan semakin parah dan nyaris tak bisa dilewati.
Kadus Suyono menyatakan, fungsi jalan tersebut sangat vital bagi 605 KK terbilang 2670 jiwa sebagai satu-satunya akses warga untuk berhubungan dengan dunia luar,
Keterlambatan pembangunan jalan, saluran-saluran air dan fasilitas-fasilitas pendukung yang lain, mengakibatkan pertumbuhan ekonomi daerah ini jadi terlambat dan terhambat.
Contohnya, lanjut Suyono Masih banyak serta panjang jalan-jalan yang masih berupa dan berbentuk dari tanah asal, masih juga banyak saluran-saluran pengairan yang tersumbat dan belum terbuat, kesemuanya mengakibatkan produksi pertanian menjadi terganggu dan kurang maksimal, padahal ini merupakan tulang punggung ekonomi warga objek sidomulyo.
Areal lahan transmigrasi ini adalah Seluas 10.000 ha dimana sebagian diperuntukan sebagai lahan permukiman dan sebagian diperuntukan sebagai lahan pertanian. Kurang lebih 3000 hektar yang telah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian sayur-sayuran dan permukiman sedangkan yang 7000 ha adalah peruntukan sebagai. Lahan produksi ketahanan pangan seperti jagung, padi, ubi dan umbi-umbian.
Lebih Lanjut Suyono menjelaskan, Lahan seluas 7000 ha inilah yang sangat membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah, terutama dari pemerintah pusat.
"Dimana masih sangat diperlukan adanya pembangunan saluran saluran pengairan, pembuatan dan pembangunan jalan-jalan yang layak, yang ke semuanya dapat mempermudah kelancaran aktifitas pertanian hiltikultur dan pertanian produksi tanaman padi dan jagung. Serta Kami sangat berharap kepada pemerintah pusat untuk dapat membantu kami menjadikan lahan yang seluas 7000 ha ini menjadi lahan produktif produksi tanaman pertanian ketahanan pangan," beber Suyono
"Dan tak kalah penting pula pembangunan pembangunan jalan dan saluran air di areal permukiman dan Pertanian sayur Sayuran yang seluas 3000 ha", ujarnya.
Perlu kami sampaikan pula bahwa panjang jalan utama, jalan poros, jalan gang-gang kesemuanya tidak Kurang dari 52 km. Baik yg berada di kawasan permukiman maupun yang berada di kawasan pertanian. Seperti saluran, pengairan, parit maupun tersier,
Oleh karenanya, kami warga keturunan kedua dan ketiga sangat berharap bapak Presiden Republik Indonesia, Ir.,H.,Joko widodo berkenan datang dan meninjau langsung kondisi ini. Tentunya untuk membangun kembali transmigrasi sungai durian ini guna menjadi masyarakat transmigrasi yang dapat hidup layak dan makmur sejajar dengan warga masyarakat desa-desa sekitarnya, Serta kami sangat berharap adanya bantuan secara khusus terhadap lahan pertanian kami yang seluas 7000 ha ini dapat di cetak menjadi lahan produktif guna produksi tanaman ketahanan pangan, Tutup Suyono.