Notification

×

Iklan

Iklan

Prestasi Panglima Kostrad Tidak Ditentukan Oleh Ucapan Orang Maupun Golongan Tertentu. Karena Prestasi Tersebut Melekat Sejak Awal Menjadi Perwira TNI

Senin, 27 September 2021 | September 27, 2021 WIB Last Updated 2021-09-26T18:50:25Z

DetikSarai, Kupang - Prestasi Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman tidak ditentukan oleh orang orang tertentu. Yang jelas menjadi Seorang Pangkostrad tidak mudah. Karena Jabatan Strategis tersebut sudah melalui berbagai seleksi Panglima TNI dan Kepala Staf TNI AD. Mengangkat seseorang menjadi Pangkostrad sudah melalui berbagai pertimbangan dan dilihat terlebih dahulu prestasinya dalam pengabdian selama Yang bersangkutan menjadi Perwira TNI penilaian itu tidak singkat karena sudah pasti dinilai sejak Perwira Tersebut berpangkat Letnan Dua sampai dengan saat diusulkan menjadi Pangkostrad. Jadi betapa teliti nya Pengusulan untuk menduduki jabatan sebagai Pangkostrad.

Di era setelah Reformasi banyak orang orang tertentu yang ingin berbicara apapun tanpa berpikir panjang sehingga asal bunyi, asal menilai orang asal mengkritik tanpa melihat siapa yang di kritik, apa lagi kalau tidak sealiran atau tidak sekubu dengan si pengkritik maka sudah pasti si pengkritik bisa asal saja bunyi. Yah mungkin juga si pengkritik tidak pernah hidup di kalangan Militer. Tentunya menganggap bahwa yang dikritik sama dengan dirinya.  

Prestasi di bidang kemiliteran bukanlah hal yang mudah seseorang ditunjuk sebagai atasan atau sebagai Komandan ataupun Panglima tidak semudah yang kita bayangkan dan sudah pasti dilihat dari prestasi sejak awal penugasan perwira tersebut dan tidak sembarangan tahap tahap seleksi tersebut. Semua aspek diperhatikan dan yang terutama apakah Perwira yang akan ditunjuk tersebut memiliki Integritas dalam pengabdian kepada Tentara maupun kepada bangsa dan negara. Menjadi seorang Panglima tidak mudah karena Dia harus berdiri netral kepada semua anak buah atau bawahannya yang menganut berbagai agama yang ada di Indonesia, serta tidak memihak kepada golongan atau politik. Keberpihakan seorang Panglima hanya satu tegak lurus yaitu kepada Negara dan Bangsa serta memberikan pengabdian yang terbaik kepada Tentara , Negara dan Bangsa Indonesia. Terbaik dalam arti kata memiliki Integritas dan mengutamakan kepentingan Bangsa serta seluruh rakyat Indonesia. Karena TNI Merupakan Tentara Rakyat yaitu milik seluruh rakyat dan Bangsa Indonesia bukan milik dari golongan tertentu atau aliran politik dari golongan tertentu. 

Jangankan menjadi Seorang Panglima , menjadi seorang Prajurit di TNI saja tidak mudah , karena harus menjalani seleksi yang sangat ketat baik dari segi Kesehatan, Fisik, Psikologi maupun Mental Ideologi serta Test Potensi Akademik termasuk didalamnya bahasa. Itu baru awal karena masih banyak lagi seleksi yang akan ditempuh dari awal seorang prajurit tersebut lahir sebagai Prajurit yang rela berkorban segalanya termasuk nyawa sekalipun. sampai masa purna dinasnya. 

Itulah perbedaan antara rakyat biasa dan Seorang prajurit.

Sehingga yang saya mau katakan tidak mudah menjadi seorang prajurit apalagi menjadi seorang Panglima Kostrad, Sehingga jangan lagi ada pandangan bahwa jadi seorang Pangkostrad tidak berdasarkan Prestasi yang dimiliki. Anggapan yang sangat salah tersebut tidak perlu lagi ada dan di ada-adakan. Belum tentu yang mengatakan menjadi Pangkostrad tidak punya prestasi. Karena narasi tersebut merupakan Narasi yang tidak pantas. Karena apa urusannya bagi orang orang yang membangun narasi tersebut. Marilah kita menilai segala sesuatu secara arif dan bijak serta intelektual dan ilmiah. Jangan asal bunyi atau bicara karena dari pendapat yang diucapkan akan memperlihatkan kualitas diri sebenarnya. 

Semoga kita semakin cerdas dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi di negara kita ini.

Penulis

Drs. T Christian L Bengngu. STh.MM.

Pengamat Politik dan Sosial Masyarakat. Pembina Media On Line Indonesia DPC KOTA Kupang Prov NTT

(Tim