DetikSarai, Kab. Kupang - Sebuah kisah inspirasi yang patut dijadikan teladan bagi banyak orang muncul dari seorang pelayan Tuhan alias Pendeta di Gereja GBI Kasih Persaudaraan Desa Bone, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pasalnya pelayan Tuhan ini yang bernama Pdt. Yoksan Laiputa selain melayani Tuhan di gereja, dirinya juga telah melakukan terobosan-terobosan baru di bidang pertanian maupun peternakan di wilayah Nekamese.
Saat ditemui media ini, Yoksan (Sapaan akrabnya) dengan spontan menceritakan apa yang membuat dirinya tertarik untuk membangun lahan pertanian dan peternakan modern di Desa Bone
"Karena latar belakang saya pendeta, jika saya terus berkhotbah tanpa mendatangkan solusi bagi mereka yang bertani dan mereka yang beternak itu agak ribet," Kata Yoksan Sabtu, 21 Agustus 2021 saat ditemui di kantor Desa Bone disela-sela mengikuti vaksinasi tahap pertama.
Lanjutnya, bahwa banyak orang yang gereja tapi tidak bisa dipungkiri bahwa secara finansial masih lemah
Hal inilah yang membuat Yoksan tergerak untuk membantu masyarakat Desa Bone dalam bidang pertanian dan peternakan
Tambah Yoksan, hampir di setiap Desa Bone memiliki lahan pertanian akan tetapi hanya dimanfaatkan selama empat bulan dan yang didapati hanya untuk kebutuhan makan,
"Masyarakat Desa Bone memiliki lahan pertanian yang banyak akan tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga ketika kebutuhan mendesak tidak ada penghasilan dan akhirnya harus mengobrol tanah," Jelas Yoksan
Dengan demikian Yoksan memilih membantu masyarakat dalam bidang pertanian agar masyarakat Desa Bone sadar bahwa lahan masyarakat sangat produktif untuk dikelola.
Dalam pantauan media ini, Yoksan menggarap lahan seluas 12 hektar dari masyarakat Desa Bone. 3 hektar lahan diantaranya telah diuji tanamkan jagung dan di rencanakan untuk ditanam lombok dan tomat dengan sistem penanaman yang modern dimana mengikuti standar penanaman normal.
Untuk kendala, kata Yoksan yang pertama, ketersediaan sumber air, yang kedua petani bertani dengan pola yang masih kuno sehingga harus mendongkrak pola pikir, yang ketiga adalah harus berani membayar harga bagi masyarakat agar bisa dapat menerima pola yang lebih modern dan yang keempat SDM perlu ditingkatkan.
"Untuk atasi kendala yang pertama soal sumber air ya saya menggunakan sumur bor,"Ujarnya
Sementara untuk mengembangkan peternakan, Lanjut Yoksan, babi adalah sasaran agar setiap penduduk harus memiliki ternak babi yang marketnya adalah daging.
Disinggung terkait biaya yang harus dikeluarkan untuk membuka lahan seluas 12 hektar ini, Yoksan memperkirakan kurang lebih Rp. 500 Juta
"Segala rencana yang sudah dijalankan dan biaya yang dikeluarkan berasal dari kantong pribadinya saya,"Terangnya
Saat ditanyai apakah adanya kerjasama dengan pihak pemerintah? Yoksan menjelaskan bahwa dirinya tidak ingin adanya kepentingan birokrasi karena ia murni membantu masyarakat.
Tak lupa dirinya juga berharap agar kaum milenial saat ini bisa terus berinovasi dan harus mandiri.
"Saya berharap kaum milenial berhenti untuk bergantung pada orang tua apalagi pada orang lain, berpikir mandiri dan yang punya lahan maksimalkan kelola lahan dan yang punya peternakan maksimalkan peternakan,"Pesan pelayan yang murah senyum ini
Menanggapi hal tersebut pemerintah Desa Bone melalui RT 07 Dusun 02, Filmon Hoinbala mengatakan sangat mengapresiasi dan mendukung visi dan misi yang dilakukan oleh Yoksan demi untuk majunya kesejahteraan masyarakat setempat. (Tim)