Notification

×

Iklan

Iklan

Sudah Dua Bulan Seroja Usai, Masyarakatpun Tak Kunjung Terima Bantuan

Sabtu, 05 Juni 2021 | Juni 05, 2021 WIB Last Updated 2023-01-05T00:41:52Z

Doc: Rumah Ibu Henderina Ngajo Rohi, Warga Kota Kupang yang belum di sentuh pemerintah 

DetikSarai, Kupang-  Dua (2) bulan badai siklon tropis seroja telah memporak-poranda Provinsi NTT (03-05 April 2021). 

Sudah-Dua-Bulan-Seroja-Usai-Masyarakatpun-Tak-Kunjung-Terima-Bantuan


Bencana alam (Seroja) tersebut menimbulkan banyak kerugian baik korban jiwa maupun materil. Oleh sebab itu Provinsi NTT menerima banyak sumbangan baik dari Pemerintah, LSM, Para Rohaniawan, Aktivis dan lain-lain.



Walaupun banyak bantuan yang masuk ke Provinsi NTT, akan tetapi masih ada masyarakat korban bencana seroja yang belum mendapat bantuan.



Kepada awak media seorang warga RT 06 /RW 02 Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, Provinsi NTT, Henderina Ngajo Rohi (60) menjelaskan saat terjadi badai seroja (Waktu itu Red) 



"Keadaan kami, anak dan cucu dalam keadaan tidur  waktu kejadian. Tiba-tiba rumah terasa tergoyang oleh angin dan seperti terbongkar dan itu kami belum lari. Dan anak laki-laki naik ke atap untuk ikat kap rumah tapi karena anginnya kencang maka anak saya terangkat bersama-sama dengan atap rumah setinggi 1 meter dari atas rumah dan anak saya lompat turun langsung ke atas tempat tidur tapi kap rumah jatuh kebawa dan dia langsung lari keluar dari dalam rumah dan seng semuanya terbongkar."Ucap Henderina



Saat kejadian itu, kata Henderina dirinya bersama anak-anak dan cucunya mengungsi di rumah kerabatnya



"Paginya hujan berhenti langsung kembali ke rumah dan tutup pake seng di bagian atapnya dan tidur pun di rumah sendiri sampai sekarang kecuali makan di rumah om Sumitra," Jelasnya


 

Henderina Mengatakan bahwa, seng yang dipakai untuk menutup rumah saat ini merupakan sumbangan saudara dan orang berbaik hati yang ingin menolongnya maupun keluarga. Sementara bantuan dari pihak pemerintah Kota Kupang tidak ada meskipun sudah dilakukan pengambilan data oleh RT setempat.



"Saya orang pertama yang melaporkan keadaan rumah kepada ibu Lurah, tapi Ibu Lurah tidak turun survei langsung ke rumah, dia hanya mengambil foto dari handphone saja," Kata wanita janda ini.



Hal itu Henderina berharap ada yang bisa melihat keadaannya saat ini


"Saya berharap Tuhan tolong, dan saudara-saudari mau membantu dengan melihat keadaan saya sekarang." Harapan warga Kelurahan Merdeka itu, 



Menurut informasi yang didapat media, untuk bantuan dari tingkat Kelurahan Merdeka ada namun sejak 1 bulan yang lalu dengan beras 3 Kilo dan 1 dos Mie dan air kemasan 1 dos. 



Saat itu salah satu anak kandung Henderina, Yuli Rohi (40) dengan tegas meminta Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore untuk meninjau langsung keadaan rumah mereka.



"Saya minta wali Kota Kupang turun langsung lihat keadaan rumah kami. Pak Jefri Riwu Kore harus turun lihat keadaan karena kami dukung pak Jefri tapi disaat kami susah Pak Jefri tidak datang lihat kami, pada saat mau pemilihan kalau kami susah nanti Pak Jefri bantu tapi sekarang sudah 2 bulan tidak tidur di rumah lagi," Tutup Yuli dengan tegas



Lurah Merdeka, Petty Mardina Purnama Pratama Ly saaf dikonfirmasi wartawan Jumat 04 Juni 2021 via WhatsApp tidak menjawab.